Minggu, 31 Juli 2011

Possessed (by a spirit)

Gak gak gak pernah. Gak gak gak kuat (7icon mode on). Tidak pernah sekalipun, terjadi kesurupan dirumah saya. sudah sering saya melihat nenek, sepupu, teman, yang mengalami hal tersebut. namun, sekali lagi bukan di rumah saya.

Seperti layaknya anak muda lainnya, adik saya ina barbeque-an bersama teman-temannya di halaman belakang rumah. Mengobrol, bercanda, tertawa hingga jam 1 malam. Ke-4 laki-laki di perkumpulan tersebut (sebut saja A,B, C, dan D), memutuskan pulang ke rumah masing-masing. Namun, tidak berapa lama kemudian, temen ina mendapat sms dari A untuk segera membuka pintu belakang rumah. Ladies di rumah pun panik, dan segera menuju ke belakang rumah. 4 cowo tersebut menggedor-gedor pintu dengan keras. Lalu, mereka semua masuk kerumah. Dan akhirnya si A dengan muka kusut, kepala pusing, menceritakan pengalamannya.

si A dan B berboncengan motor pergi duluan, ketika sapai di beloka, muncul perasaan aneh, dan melihat asap. Mengingat C dan D masih tertinggal, mereka pun memutuskan untuk menunggu di warung Bule Nia. Saat menunggu, perasaan si A makin menjadi-jadi. Saat memutar balik, ia melihat orang lebih tinggi dari pohon pisang, sedang menunduk. Lalu, dibelakang rumah, terdengar suara seperti getar hp tersebut oleh A,B,C, dan D. Seperti suara getar 100 HP, kalau kata B. Yak mereka masuk rumah, dan berakhirlah cerita tersebut.

Si A bercerita di ruang tengah, sedangkan ke-3 temannya duduk di pinggir kolam alam rumah. Tiba-tiba, si A keluar rumah, menelpon, dan kembali lagi kedalam. Ke-4 nya duduk dipinggir kolam. Lalu tiba-tiba mereka keluar. Si C menyebut-nyebut bahwa si A ribut mau keluar. mungkin takut diomelin ibunya, pikir saya. lalu tiba-tiba mereka masuk lagi kedalam dan duduk di pinggir kolam. Namun, mereka masuk dengan menggopoh si A. Air muka A sudah tidak enak, pandangan kosong. Benar-benar kosong. Hanya satu yang A mau, yaitu keluar. Tentu saja kami menolak dia keluar. tidak mungkin pulang jam 2 malam. Oleh karena itu, si B dan C selalu mencegah A untuk keluar. C berceritaa, si A seperti dipanggil-panggil untuk keluar. oleh karena itu, kita sebisa mungkin mencegah A keluar. Ada yang aneh. Tentu saja.

Beberapa menit kemudian, si B tiba-tiba menuju A dengan membawa sapu lidi, dipukul-pukul ke A dan berulang kali bertanya “mau kemana?”. A selalu berulang menjawab “mau keluar”. berulang kali B memukul A dengan sapulidi, dan berulang kali pula pertanyaan dan jawaban tersebut keluar. pertanyaan lainnya “mau ngapain keluar?”. si A menjawab “mau keluar”.

Lalu tiba-tiba si A minta kopi. Yak dan dengan pengalaman teh eni, nenek dara, teman saya yang kalo lagi kesurupan selaluuu minta kopi panas dan rokok (mungkin ngefans sama suzana), maka saya pikir ini udah terlampau aneh. Lalu kami memutuskan membangunkan ayah. Ayah keluar,

“kenapa?”

“mau keluar”.

“ayoo keluar...”

Setelah diluar, si A dipijet-pijet, dibacakan ayat-ayat Al-Quran , tahlil, syahadat, tiba-tiba si A lemes, jatuh. Dan berbicara “ngapain gw disini?”. Tentu saja semua menjawab “gak ngapa-ngapa”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar