Jumat, 05 November 2010

Gajeb = rumah kedua?

Disemester 7 ini, jadwal kuliah tidak begitu padat. Dari 7 hari dalam seminggu, saya hanya kuliah 3 hari, dan itupun tidak padat. Namun, mtaa kuliah yang bernama pabrik dan produk, benar-benar menyita hampir seluruh kehidupan mahasiswa semester 7 teknik kimia UI, terutama pabrik.

Hampir setiap hari, kami mengerjakan tugas yang bejibun banyaknya tersebut di gajeb, Tempat duduk di halaman departemen dengan kubah berbentuk seperti jamur. Bisa menampung hingga 6-10 orang tergantung ukuran tubuh. Bisa ngenet, dan banyak colokan. Itulah salah satu alasan saya lebih sering mengerjakan tugas di gajeb.

Kami bisa duduk di gajeb dari pagi hingga sore bahkan malam. Pergi sekedar untuk makan dan solat. Gajeb serasa rumah kedua saya *lebay*.

Di gajeb terjadi banyak aktivitas, dari tertawa hingga meringis. Sukma biasa main travian seharian disitu, bersama blaang yang baru bermain 2 minggu. Dua orang itu yang akhirn ngajarin gw untuk bermain travian. Tak lupa si kakek adit semangat banget menjalankan strategi bersama sukmi. Si ilul, sibuk ngaskus jualan landak. Kerjaannya setiap hari pasti ngaskus digajeb. Kalo si zay, biasanya donlot dorama atau arashi di gajeb. Bahkan sering ditinggal laptopnya, dititipin ke skripsi. Si skripsi udah kayak penunggu gajeb, soalnya kalo gw ke situ, pasti ada skripsi lagi ngedonlot. Lebih seru kalo lagi ada ers, bisa menghibur suasana dengan suara-suara aneh niru-niru apalah. Kalo lagi ada kelompok pabrik, terutama ana dan yuko heboh deh, soalnya dua orang itu labil, kalo udah puyeng akhirnya malah tereak-tereak doang. Kalo si eli burung biasa twitteran dia, sambil serius banget ngerjain pabriknya. Biasanya 2007 ngumpul sesama 2007 lainnya di gajeb, kadang ada fuyuki 2008 nyempil. Oh ya, si sukma dan karin biasa makan bekel juga dsitu.

Gajeb juga berfungsi sebagai tempat penitipan tas. Soalnya kadang tasnya banyak banget sampe numpuk, tapi gak ada orangnya. Apalagi si udin sang sekjen BEM (sekarang udah jadi ketua bem), biasa ninggalin tas dari pagi sampe malem. Di gajeb juga, wabah you know me so well disebarkan, pernah pas kapan, anak2 segajeb nanyi bareng2 dipimpin sama babas. Hahaha.
Biasanya sih terbentuk berbagai kubu sesuai dengan kelompok pabrik dan produknya. Kalo gw sih apal si ini sekelompok sama si ini. makanya kalo nyari si ini tinggal nanya aja ke kelompoknya, dijamin tau. Hahaha. yah begitulah......

Menonton Sinetron di Pengadilan

-->
Sekitar setahun yang lalu, saya bersama dengan seorang teman sebut saja melati pergi berkunjung ke pengadilan Jakarta selatan. Tujuannya untuk menemani melati mengerjakan tugas kuliahnya. Memang melati merupakan salah satu mahasiswi hukum disalah satu univerisitas di ujung depok.
Disana, kami hinggap dari ruang pengadilan satu ke ruang pengadilan lainnya. Berharap si melati mendapatkan kasus sesuai yang dia harapkan. Kami menganalisis (baca: menonton) tiap-tiap kasus, dari mulai pencurian, kasus perdata, kasus narkoba, kasus pembunuhan di apartemen, dan lain-lain.
Kami mendatangi ruang sidang secara random, yang penting ada bangku kosong buat duduk. Nah, secara kebetulan disuatu ruang sidang kami mendapat tempat duduk yang cukup PW. Tidak banyak orang yang menonton sidang tersebut. terlihat di tempat duduk tersangka, seorang pria memakai baju koko warna putih ditemani istrinya.. Pria tersebut berparas tampan dan terlihat seperti orang biasa saja. Tapi ternyata oh ternyata, sang pria berkoko putih tersebut adalah seorang pembunuh.
Di ruangan tersebut, sang pria menceritakan kronologis pembunuhan yang ia lakukan. Dengan terisak-isak dia menceritakan detail kejadiannya. Disudut sebelah kiri, ada orang tua dari korban. Sudah sangat tua umurnya.
Disana, ia menguraikan bagaimana Ia membunuh seorang wanita rekan kerjanya yang meminjami dia modal untuk membuka warnet. Pada suatu hari, ia datang ke rumah rekan kerjanya untuk bersilaturhami sehabis lebaran. Dirumah korban, terjadi perbincangan seperti biasanya. Disela perbincangan tersebut, ia teringat istri pertamanya yang menelpon dia untuk meminta duit di hari sebelumnya. Agak memaksa sepertinya. lantas dia meminjam uang lagi ke rekan kerjanya tersebut. mungkin karena merasa sudah sering diminta meminjami duit, sang korban mngeluarkan kata-kata kasar yang menyinggung sang pria. Seketika sang pria terbawa emosinya dan memukul wajah korban. Sang korban berlari ke dapur untuk mengambil pisau, karena keadaan terdesak, sang pria akhirnya memukul dan menusuk berkali2 sang korban. lalu korban dibawa ke halaman belakang. Saat itu, korban masih hidup, tetapi karena panik akhirnya sang pria menghabisi nyawa wanita rekan kerjanya tersebut. setelah ditutupi dengan handuk, sang pria kabur dari rumah tersebut dan sempat mampir ke masjid untuk solat.
Disela-sela sang pria menceritakan kronologis kejadian, sang ibu korban menangis tersedu-sedu dan terihat lemas. Sang bapak berkali-kali keluar ruangan ketika matanya tak sanggup lagi untuk menahan air matanya. Sang bapak tak mau terlihat lemah didepan istrinya. Ketika kembali ke ruangan, mata sang bapak terlihat sembab.
Setelah menceritakan kronologis, hakim mempersilahkan sang pria untuk meminta maaf kepada orang tua korban. Sang pria mencoba untuk mencium tangan ibu korban, tetapi langsung ditepis oleh sang ibu. Dengan dipeluk suaminya, ibu korban menangis kejar seraya berkata “BAJINGAN KAMU, HEWAN, BUKAN MANUSIA KAMU”. Sang pria pun semakin menjadi-jadi tangisnya.
Lalu, bagaimana dengan kami?
Yak, ternyata air mata pun jatuh menetes di pipi lembut kami, seraya berkata “Ini sinetron?”